Hahaha... ngomong-ngomong gw pengen nge-post sesuatu nih. Kebetulan di sekolah lagi ada materi tentang drama. Trus, disuruh membuat naskah drama bebas. . . Jadi, dibuat lah naskah dramanya...
Kalau dipikir-pikir. . . Membuat naskah drama tu susah juga. Pertama kita harus membuat tema dari drama tersebut. Kemudian tentukan alur ceritanya, ciptakan pemainnya, bentuk watak karakternya, dan yang paling susah tu kayaknya nulis dialognya. . . soalnya panjang dan banyak banged tulisannya . Apalagi nulis pertamanya pakai tangan... lalu kalau sketsa diaolgnya sudah selesai, baru lah diketik pakai microsoft word, biar bagus. . . Hahaha, maklum... tulisan gw susah dideteksi mata manusia :D
Begitulah sekilas, awal pembuatan naskah dramanya. Dan, berikut. . . naskah drama yang gw buat untuk drama di sekolah. . . langsung gw CoPaste aja dari microsoft biar cepat... wkwkwk... Kalau ceritanya kurang menarik harap dimaklumi :)
CINDERELLA
Suatu pagi yang
cerah, hiduplah seorang gadis cantik nan sexy bernama Cinderella. Tetapi,
hidupnya tak lah semenawan rupanya. Semua berkat didikan sadis kakak-kakaknya
serta celotehan ibunya siang malam.
Berikut
kisahnya. . . Semua bermula di sebuah rumah. Seperti biasa, Cinderella
melakukan tugasnya sebagai pesuruh oleh kakak-kakaknya, Afika dan Mawar.
Cinderella : Kakak. . .
(berjalan kecil menuju kakaknya)
Aku sudah selesai melaksanakan tugas, kak.
Afika : (duduk
sambil mengangguk kecil) Bagus-bagus. . .
Cinderella : (berjalan pergi)
Mawar : Eh..
eh… (tampang
sinis)
Cinderella : (gugup) bukannya… tadi kak apa udah –
Mawar : (menaikkan jari telunjuknya ke atas)
Sssshhht. . .
Jangan banyak alasan deh loe !
Afika : Eh,
gue tanya ea. . . Ngaca g sih loe ?
Ga punya kaca ya ?
Afika & Mawar : (tertawa)
Cinderella : Ga punya kak (tampang
lugu)
Afika : Waduh, malah nyawut ni orang. . . (temparamen agak naik)
Cinderella : Paling
kalau saya amah, biasanya ngaca di air ya. . .
Kalau kaca, kayaknya ga punya kak.
Mawar : (emosi, lalu berdiri) Loe nantangin ya ?!
Ibu Tiri : Berhenti ! ! !
Datanglah Ibu Tiri dengan tampang
sinis. . .
Ibu Tiri : (berjalan lurus) Berhenti. . .
Pak… Pak berhenti pak. Bakso… Bakso (memanggil tukang bakso)
Afika & Mawar : (memandangi ibu, lalu membentak) Ibu ! !
!
Ibu Tiri :Eh. . .
sorry-sorry, maafkan saya. . .
Baiklah ada apa ini ?
Afika & Mawar : (berbicara serentak dengan penjelasan yang
berbeda)
Ibu Tiri : (memandangi mereka dengan serius satu per
satu dengan gaya sok paham)
Iya. . . Iya. . .
(mengankat
tangan agar mereka berhenti)
Oke. . . Bisa diulangi ?
Afika & Mawar : (wajah masam)
(Menunjuk
ke arah Cinderella tanpa melihatnya)
Ibu Tiri : (berjalan perlahan menuju Cinderella)
Oh. . . pantas saja semua kayak cacing
kepanasan. Jadi, kamu ya ?
(melirik
mata Cinderella)
Cinderella : Itu tidak
seperti yang ibu pikirkan. . .
Ibu Tiri : (menutup mulut Cinderella dengan jari
telunjuk)
Kamu tidak perlu berkata apa-apa lagi. . .
(tampang
sinis) Semua sudah jelas
Cinderella : (menelan ludah)
Ibu Tiri : (berjalan menjauh)
Bawa dia ke kandang macan ! Hari ini kamu
tidur di kandang macan !
Cinderella : (memohon) Tidak. . . Ibu. . . Ibu. . . Apapun Ibu. Tapi, jangan
disana. . .
Aku. . . aku. . . aku nggak punya pulsa ~
Eh, salah ea. . .
Afika
& Mawar : (menyeret Cinderella) Ayo sini kamu. . . !
Cinderella : Tidak. . .
Tidak. . . Oh no !
Cinderella pun
diseret paksa ke dalam kandang macan. Bagaimanakah nasib Cinderella ? Akankah
dia selamat ? Tiadakah sonsongan matahari akan serta menyinarinya kembali ?
Mari kita alihkan ceritanya…
Cerita pun beralih ke
dalam sebuah kerajaan besar nan megah. Sebuah kerajaan, dimana pangeran Cupaick
de Misterio dan raja yang serta memimpin, yaitu Raja Gatot tinggal.
Cerita diambil di
aula kerajaan. . .
Pangeran : Papa. . .
Raja : (duduk
sambil membaca buku tanpa menghiraukan) hmm. . .
Pangeran : Papa. . . !
Raja : (lebih
keras) hmm… !
Pangeran : (memegangi raja)
Papa. . . Dengarkan aku !
Raja : Iya anakku. . . Tapi, tidakkah kamu melihat
? Papa sedang sibuk.
Pangeran : (ngambok) Papa gak sayang lagi sama aku !
Papa Cuma mentingin kerja papa aja ! !
Raja : (menutup buku) Bukan begitu. . .
Pangeran : Aah. . . (memalingkan
muka sambil menjauh)
Raja : (memegang
tangan) Dengarin Papa Laa~
Pangeran : Ga. . . Papa tu ya, nelpon ga pernah. . . sms gak
pernah. . .
Raja : Papa
lagi bokek~
Oke- oke. . . Kamu mau bicara apa tadi ?
Pangeran : Gini pa. .
. Sebenarnya aku . . .
Raja : Iya. . . ?
Pangeran : Papa tahu lah. . .
Kan aku tu. . .
Raja : Iya. . . Iya . . .?
Pangeran : Aku pengen jadi pemain Smack Down !
Raja : Apaa ???!!!
Pangeran : Ayolah pa. . . Papa kan tahu hobi aku apa
Raja : Bukan
begitu. . . Kamu tu bisa-bisa remuk nak. . . Berat kamu aja cuman 40.
Belum lagi kamu napasnya 47 kali/ menit. . .
Paling masuk kelas kecoa disana. . .
Pangeran : Tapi, pa. .
. (memelas)
Raja : Ga. . . (menolak
dengan tegas)
Pangeran : Pa ! !
Raja : (menghela nafas) Oke. . . Kalau kamu
pengen juga jadi pemain Smack Down. . .
Papa izinkan. . .
Pangeran : (riang) Beneran pa ??!
Raja : Ya, tapi ada syaratnya. . .
Pangeran : Apa ?
Raja : Kamu harus menikah terlebih dahulu
Pangeran : Haa !!??
Demikianlah awal
kisah, mengapa pangeran mencari seorang wanita untuk menjadi pasangan hidupnya.
. . Untuk bisa mendapat izin bermain Smack Down.
Terdengarlah berita,
pangeran mencari seorang pasangan untuk dijadikan istri. Kabar ini terdengar
sampai ke seluruh penjuru negri. . . Hingga terdengar sampai ke terlinga
Cinderella.
Sementara itu,
Cinderella yang tengah berada dalam kandan macan. Mendapari dirinya tidak
terluka. . . Melainkan melihat sebuah keajaiban. Macan tersebut menjelma
menjadi seorang ibu peri ! !
Cinderella : Haa ??!
Siluman !
Peri : Tenang-tenang. . . Aku bukan siluman. Aku
adalah ibu peri. . .
Cinderella : Ha, ibu peri ? Ibu peri yang kayak di film-film itu ?
Peri : Iya.
. . Dan aku akan menyelamatkan kamu dari sini.
Bukankah kamu ingin bertemu dengan pangeran ?
Cinderella : Iya. . .
Tapi, bagaimana ibu peri ?
Aku g punya baju bagus untuk ke pesta. . .
Peri :
Masalah gampang. . .
Kebetulan aku masih punya banyak simpana
daster-daster bagus. . .
(melihat
ke dalam tas)
Cinderella : Eh, tapi
bu peri. . .
Peri : (tak
acuh) Oh, ya. . . yang ini bagus juga kayaknya
Cinderella : Bu peri. .
. Masa pergi ke pesta make daster sih, ibu peri. . .
Yang mode gitu donk, bu. . .
Gaun apa kek. . .
Peri :
Banyak maunya juga ni orang. . .
Baiklah kalau itu yang kamu inginkan. . .
Ini dia. . . (membawa keranjang)
(membaca
mantra dan melempari Cinderella dengan isi keranjang)
Cinderella : Waduh,
apaan ini bu per ?
Peri :
Baiklah. . . ikutin~
Smile… Release…. Smile… Release. . .
Bim Salabim ~
Cinderella : (terpukau) wow. . . udah selesai bu peri
?
Peri : (mengangguk
sambil tersenyum)
Cinderella : (bingung) Eh,
kok gak ada yang berubah ya, bu peri ?
Peri : Baju
ini khusus. . . Hanya dapat terlihat oleh pangeran sendiri. . .
Orang biasa tidak akan dapat melihatnya
Cinderella : Wow. . .
Peri : Oh, ya. . . mengenai kendarannya. . .
Cinderella : Apakah pakai kereta kencana peri ?
Peri : (menyihir sepatu Cinderella) Bim Salabim
~
Nah. . . Sudah selesai
Cinderella : Apa ini
peri ?
Peri :
Sepatu kamu sudah aku sihir. . .
Sekarang kamu bisa berlari dengan kecepatan
cahaya
Cinderella : Eh, kok
gak kereta kencana, bu peri ?
Peri : Oh, itu di film. . . Saya beda. . . Lebih
canggih gitu. . .
Cinderella : Terima kasih banyak ibu peri
Peri : Satu
lagi. . . tolong balik ketika jam sudah menunjukkan waktu magrib ea.
Sihirnya akan hilang lewat dari jam itu. . .
Cinderella : Mengerti,
bu peri !
Pergilah Cinderella dengan sepatu cahayanya. . . Sementara Cinderella
berada dalam perjalanan, Afika dan Mawar, kakak Cinderella beserta Ibu Tirinya
telah sampai duluan di istana.
Raja : Baiklah. . . Silahkan dipilih-dipilih sana.
. . anakkku
Pangeran : Tidak ada
yang dapat menarik perhatianku papa. . .
Aku harus mencari wanita yang kuat untuk
mendampingiku.
Raja : Siapa
? ? Tukang besi ? ?
Pangeran : Ayolah papa. . . Tidak mungkin aku menikahi tukang besi
Masuklah Afika dan Mawar mencari-cari perhatian pangeran. . . Pada saat
yang sama pula dating Ibu Tiri menyerobot. . .
Ibu Tiri : Salam kenal Yang Mulia. Mari saya perkenalkan
anak-anak saya ini. . .
Pangeran : Oh, ini anaknya ya ?
Ibu Tiri : Emang kenapa pangeran ?
Pangeran : Kirain adeknya. . . Soalnya kamu muda banget sih. . .
Raja : Anakku ! ! Jangan menggoda tante-tante donk
. . . Cari yang seusia aja
Pangeran : Maaf papa ! !
Ibu Tiri : (tertawa kecil) Tidak apa – apa raja. . .
Udah biasa kok. . .
Jadi, ini pangeran. . . . (menunjuk satu-satu) Namanya Afika dan
yang satu Mawar. . .
Afika & Mawar : Salam kenal
Yang Mulia
Afika : (menyenggol bahu Mawar) Eh, mawar. . .
Loe jangan dekat – dekat deh. . .
Gue mau kenalan sama pangeran
Mawar : Hello ? ?
Gue yang duluan ! Loe belakangan aja sana ! !
Afika : Apaan sih loe ?
Mawar : Loe yang apaan ? (emosi)
Afika : Sini Loe . . . ! (emosi)
Ibu Tiri : (berusaha
melerai) Eh-eh. . . Stop-stop kalian berdua. . . Malu-maluin aja !
Sementara mereka
berkelahi, pangeran keluar meninggalkan aula. Mencari udara segar.
Tapi, siapa kira,
tiba-tiba mata pangeran terpana oleh pandangan yang menawan. . . Gadis rupawan
yaitu Cinderella.
Hingga pangeran lupa
diri. . .
Pangeran : (mengulurkan tangan) Boleh aku ajak
berdansa ?
Cinderella : Tentu (memgalas
uluran tangan pangeran)
Pangeran : Ngeliat kamu tu. . . Kayak ngeliat pake telekop tau g
?
Cinderella : Kenapa ?
Pangeran : Karena aku bisa ngeliat bintang di matamu. . .
Cinderella : Iih ~ Pangeran bisa aja. . .
Pangeran : Eh. . .
gak. . . beneran !
Oh, ya. . . tangan kamu hangat banget ya ?
Sehangat cintaku kepadamu. . .
Cinderella : Aduh. . .
Bunuah lah den. . . Nggak tahan digoda terus nih
Asik
– asik digoda. . . Tidak sadar azan maghrib telah dikumandangkan. . .
Cinderella : Waduh, Sudah Magrib (panik)
Pangeran : (tidak tahu
apa-apa mengenai Cinderella) Iya. . . nggak kerasa ya, kita berdansa terus.
Cinderella : (melepaskan pangeran)
Aku harus pergi. . . (lari)
Pangeran : Apa ?
Cinderella : Aku nggak bisa lama-lama disini. . .
Pangeran : Hei. . . tunggu, setidaknya kasih tau aku nama kamu .
. .
Cinderella : (sepatunya
terlepas)
Saking terburu-burunya berlari. Cinderella mendapati dirinya kehilangan
sebelah sepatunya. Tetapi, ia tidak menghiraukan hal tersebut. Karena berlari,
satu-satunya hal yang terpikir dalam benaknya.
Pangeran :
(mengambil sepatu) Sepatu kamu
ketinggalan !
Pangeran yang merasa
telah menemukan cinta sejatinya. Ingin bertemu dengan gadis tersebut untuk
kedua kalinya. Kemudian, terdengarlah pangeran membuka sebuah sayembara, bagi
siapa yang ukuran kakinya pas. Pangeran akan langsung menikahi wanita tersebut.
Karena Pangeran tahu,
hanya satu gadis yang memiliki ukuran kaki yang pas dengan sepatu tersebut.
Tidak lain yaitu gadis yang ditemuinya semalam. . .
Afika : (membawa sepatu) Ibu ! ! Lihat. . .
Kerajaan mengirim sepatu ini untuk dicoba dan -. . .
Ibu Tiri : yang bisa mencobanya dan pas, maka -. . .
Mawar : dialah yang menjadi istri pangeran. . .
Afika & Mawar : (berebut)
aku mau mencobanya duluan ! !
Afika : Nggak. . . Aku !
Mawar : Aku ! !
Ibu Tiri : Stop – stop. . . Ibu saja yang duluan
Afika & Mawar : Nggak ! ! !
Ibu Tiri : Makanya cepat dicoba. . . Ayo. . .
Afika : (mencoba
sepatu) Eh, kebesaran bu. . . Sepatunya kebesaran. . .
Ibu Tiri : Aduh. . . anak satu ini. . .
Mawar : Sudah –
Sudah. . . giliranku
(mencoba
sepatu) Kekecilan ibu. . .
Ibu Tiri : (marah) Potong saja kakinya, biar pas ! !
!
Mawar : Nggak. . . nggak mau ! ! !
Tiba – tiba saja datanglah Cinderella memasuki suasana ricuh ini.
Cinderella : Boleh aku mencobanya ?
Ibu Tiri : Apa ? Kamu ingin mencobanya ?
Semua* : (tertawa)
Ibu Tiri : Ngimpi ! !
Mawar : Nggak mungkin kalau sepatu ini akan pas di
kakimu, Cinderella !
Afika : Ngaco nih kamu, Cinderella !
Ibu Tiri : Udah
stress kali. . . Kasihan juga. . .
Nih ambil (melempar sepatu) Coba sana,
sepuasmu . . .
Cinderella : (mencoba sepatu) muat. . .
Semua* : Ha ?? Muat ??!!!
Secara tiba-tiba
datanglah Ibu Peri dan mengarahkan mantra hingga Cinderella mendapati dirinya
memakai gaunnya yang tak terlihat. Ibu Peri pun mengirim Cinderella ke istana
dengan sekejap. Begitu juga dengan kakaknya serta Ibu Tirinya. . . Semua
terjadi dengan ajaib.
Setiba di istana, semua
dikejutkan oleh Cinderella, gadis yang memiliki ukuran kaki yang pas dengan
sepatu tersebut.
Pangeran : Kamulah
perempuan yang aku tunggu – tunggu selama ini. . .
Siapakah nama kamu ?
Cinderella : Cinderella
Pangeran : Nama yang
cantik. . .
Jadi, Cinderella. . .(bertekuk lutut) Maukah kau menikah denganku ?
Cinderella : Tentu,
pangeran. . .
Pangeran : Baiklah. . . ayo kita melakukan resepsinya di kerajaan
kita yang baru. . .
Cinderella : Tapi, pangeran. . . Boleh aku minta sesuatu sebelum
pergi ?
Pangeran : Apapun putriku. . .
Cinderella : Sudikah engkau mengajak serta keluargaku ini ? (menunjuk ke keluarganya)
Pangeran : Tentu saja. . . Cinderella. . . Mereka bisa ikut
Semua* : (memeluk
Cinderella) Terima kasih Cinderella. . .
Ibu Tiri & Afika : Maafin kami ya, Cinderella ?
Mawar : Maafin mawar juga ea ?
Cinderella : Sudah aku lakukan saat kita pertama bertemu. . .
Dan pergilah mereka
menuju kerajaan mereka yang baru. . . kehidupan yang baru. . . dan awal yang
baru
Akhirnya semua
berakhir disini. . . Cinderella menikah dengan pangeran pujaannya. Begitu juga
dengan pangeran, yang akhirnya resmi mendapat izin bermain Smack Down.
Kebahagiaan yang sama
juga terjadi pada keluarga Cinderella, mereka hidup bersama selamanya. . .
~ Tamat ~
0 comments:
Post a Comment