Sunday, April 8, 2012

Naskah Drama

Hi.... ketemu lagi nih :D
Hahaha... ngomong-ngomong gw pengen nge-post sesuatu nih. Kebetulan di sekolah lagi ada materi tentang drama. Trus, disuruh membuat naskah drama bebas. . . Jadi, dibuat lah naskah dramanya...
Kalau dipikir-pikir. . . Membuat naskah drama tu susah juga. Pertama kita harus membuat tema dari drama tersebut. Kemudian tentukan alur ceritanya, ciptakan pemainnya, bentuk watak karakternya, dan yang paling susah tu kayaknya nulis dialognya. . . soalnya panjang dan banyak banged tulisannya . Apalagi nulis pertamanya pakai tangan... lalu kalau sketsa diaolgnya sudah selesai, baru lah diketik pakai microsoft word, biar bagus. . . Hahaha, maklum... tulisan gw susah dideteksi mata manusia :D
Begitulah sekilas, awal pembuatan naskah dramanya. Dan, berikut. . . naskah drama yang gw buat untuk drama di sekolah. . . langsung gw CoPaste aja dari microsoft biar cepat... wkwkwk...  Kalau ceritanya kurang menarik harap dimaklumi :)



CINDERELLA
Suatu pagi yang cerah, hiduplah seorang gadis cantik nan sexy bernama Cinderella. Tetapi, hidupnya tak lah semenawan rupanya. Semua berkat didikan sadis kakak-kakaknya serta celotehan ibunya siang malam.
Berikut kisahnya. . . Semua bermula di sebuah rumah. Seperti biasa, Cinderella melakukan tugasnya sebagai pesuruh oleh kakak-kakaknya, Afika dan Mawar.

Cinderella            : Kakak. . . (berjalan kecil menuju kakaknya)
                                  Aku sudah selesai melaksanakan tugas, kak.
Afika                      : (duduk sambil mengangguk kecil) Bagus-bagus. . .
Cinderella            : (berjalan pergi)
Mawar                  : Eh.. eh… (tampang sinis)
                                  Siapa yang nyuruh loe pergi ?

Cinderella            : (gugup) bukannya… tadi kak apa udah –

Mawar                  : (menaikkan jari telunjuknya ke atas) Sssshhht. . .
                                  Jangan banyak alasan deh loe !

Afika                      : Eh, gue tanya ea. . . Ngaca g sih loe ?
                                  Ga punya kaca ya ?

Afika & Mawar  : (tertawa)

Cinderella            : Ga punya kak (tampang lugu)
Afika                      : Waduh, malah nyawut ni orang. . . (temparamen agak naik)
Cinderella            : Paling kalau saya amah, biasanya ngaca di air ya. . .
                                  Kalau kaca, kayaknya ga punya kak.

Mawar                  : (emosi, lalu berdiri) Loe nantangin ya ?!

Ibu Tiri                  : Berhenti ! ! !
Datanglah Ibu Tiri dengan tampang sinis. . .
Ibu Tiri                  : (berjalan lurus) Berhenti. . .
                                  Pak… Pak berhenti pak.  Bakso… Bakso (memanggil tukang bakso)

Afika & Mawar  : (memandangi ibu, lalu membentak) Ibu ! ! !

Ibu Tiri                  :Eh. . . sorry-sorry, maafkan saya. . .
                                 Baiklah ada apa ini ?

Afika & Mawar  : (berbicara serentak dengan penjelasan yang berbeda)

Ibu Tiri                  : (memandangi mereka dengan serius satu per satu dengan gaya sok paham)
                                  Iya. . . Iya. . .
                                  (mengankat tangan agar mereka berhenti)
                                  Oke. . . Bisa diulangi ?

Afika & Mawar  : (wajah masam)
                                  (Menunjuk ke  arah Cinderella tanpa melihatnya)

Ibu Tiri                  : (berjalan perlahan menuju Cinderella)
                                  Oh. . . pantas saja semua kayak cacing kepanasan. Jadi, kamu ya ?
                                  (melirik mata Cinderella)

Cinderella            : Itu tidak seperti yang ibu pikirkan. . .

Ibu Tiri                  : (menutup mulut Cinderella dengan jari telunjuk)
                                  Kamu tidak perlu berkata apa-apa lagi. . .
                                  (tampang sinis) Semua sudah jelas

Cinderella            : (menelan ludah)

Ibu Tiri                  : (berjalan menjauh)
                                  Bawa dia ke kandang macan ! Hari ini kamu tidur di kandang macan !

Cinderella            : (memohon) Tidak. . . Ibu. . . Ibu. . . Apapun Ibu. Tapi, jangan disana. . .
                                  Aku. . . aku. . . aku nggak punya pulsa ~
                                  Eh, salah ea. . .

Afika & Mawar  : (menyeret Cinderella) Ayo sini kamu. . . !

Cinderella            : Tidak. . . Tidak. . . Oh no !

Cinderella pun diseret paksa ke dalam kandang macan. Bagaimanakah nasib Cinderella ? Akankah dia selamat ? Tiadakah sonsongan matahari akan serta menyinarinya kembali ? Mari kita alihkan ceritanya…
Cerita pun beralih ke dalam sebuah kerajaan besar nan megah. Sebuah kerajaan, dimana pangeran Cupaick de Misterio dan raja yang serta memimpin, yaitu Raja Gatot tinggal.
Cerita diambil di aula kerajaan. . .

Pangeran             : Papa. . .

Raja                       : (duduk sambil membaca buku tanpa menghiraukan) hmm. . .
Pangeran             : Papa. . . !
Raja                       : (lebih keras) hmm… !
Pangeran             : (memegangi raja) Papa. . . Dengarkan aku !
Raja                       : Iya anakku. . . Tapi, tidakkah kamu melihat ? Papa sedang sibuk.
Pangeran             : (ngambok) Papa gak sayang lagi sama aku !
                                  Papa Cuma mentingin kerja papa aja ! !

Raja                       : (menutup buku) Bukan begitu. . .

Pangeran             : Aah. . . (memalingkan muka sambil menjauh)
Raja                       : (memegang tangan) Dengarin Papa Laa~
Pangeran             : Ga. . . Papa tu ya, nelpon ga pernah. . . sms gak pernah. . .
Raja                       : Papa lagi bokek~           
                                  Oke- oke. . . Kamu mau bicara apa tadi ?

Pangeran             : Gini pa. . . Sebenarnya aku . . .

Raja                       : Iya. . . ?
Pangeran             : Papa tahu lah. . .  Kan aku tu. . .
Raja                       : Iya. . . Iya . . .?
Pangeran             : Aku pengen jadi pemain Smack Down !
Raja                       : Apaa ???!!!
Pangeran             : Ayolah pa. . . Papa kan tahu hobi aku apa
Raja                       : Bukan begitu. . . Kamu tu bisa-bisa remuk nak. . . Berat kamu aja cuman 40.
                                  Belum lagi kamu napasnya 47 kali/ menit. . . Paling masuk kelas kecoa disana. . .

Pangeran             : Tapi, pa. . . (memelas)

Raja                       : Ga. . . (menolak dengan tegas)
Pangeran             : Pa ! !
Raja                       : (menghela nafas) Oke. . . Kalau kamu pengen juga jadi pemain Smack Down. . .             
                                  Papa izinkan. . .

Pangeran             : (riang) Beneran pa ??!
Raja                       : Ya, tapi ada syaratnya. . .
Pangeran             : Apa ?
Raja                       : Kamu harus menikah terlebih dahulu
Pangeran             : Haa !!??
Demikianlah awal kisah, mengapa pangeran mencari seorang wanita untuk menjadi pasangan hidupnya. . . Untuk bisa mendapat izin bermain Smack Down.
Terdengarlah berita, pangeran mencari seorang pasangan untuk dijadikan istri. Kabar ini terdengar sampai ke seluruh penjuru negri. . . Hingga terdengar sampai ke terlinga Cinderella.
Sementara itu, Cinderella yang tengah berada dalam kandan macan. Mendapari dirinya tidak terluka. . . Melainkan melihat sebuah keajaiban. Macan tersebut menjelma menjadi seorang ibu peri ! !

Cinderella            : Haa ??! Siluman !

Peri                        : Tenang-tenang. . . Aku bukan siluman. Aku adalah ibu peri. . .
Cinderella            : Ha, ibu peri ? Ibu peri yang kayak di film-film itu ?
Peri                        : Iya. . . Dan aku akan menyelamatkan kamu dari sini.     
                                  Bukankah kamu ingin bertemu dengan pangeran ?

Cinderella            : Iya. . . Tapi, bagaimana ibu peri ?
                                  Aku g punya baju bagus untuk ke pesta. . .

Peri                        : Masalah gampang. . .
                                  Kebetulan aku masih punya banyak simpana daster-daster bagus. . .    
                                  (melihat ke dalam tas)

Cinderella            : Eh, tapi bu peri. . .

Peri                        : (tak acuh) Oh, ya. . . yang ini bagus juga kayaknya
Cinderella            : Bu peri. . . Masa pergi ke pesta make daster sih, ibu peri. . .      
                                  Yang mode gitu donk, bu. . .     
                                  Gaun apa kek. . .

Peri                        : Banyak maunya juga ni orang. . .
                                  Baiklah kalau itu yang kamu inginkan. . .
                                  Ini dia. . . (membawa keranjang)
                                  (membaca mantra dan melempari Cinderella dengan isi keranjang)

Cinderella            : Waduh, apaan ini bu per ?

Peri                        : Baiklah. . . ikutin~
                                  Smile… Release…. Smile… Release. . .   
                                  Bim Salabim ~

Cinderella            : (terpukau) wow. . . udah selesai bu peri ?

Peri                        : (mengangguk sambil tersenyum)
Cinderella            : (bingung) Eh, kok gak ada yang berubah ya, bu peri ?
Peri                        : Baju ini khusus. . . Hanya dapat terlihat oleh pangeran sendiri. . .
                                  Orang biasa tidak akan dapat melihatnya

Cinderella            : Wow. . .

Peri                        : Oh, ya. . . mengenai kendarannya. . .
Cinderella            : Apakah pakai kereta kencana peri ?
Peri                        : (menyihir sepatu Cinderella) Bim Salabim ~
                                  Nah. . . Sudah selesai

Cinderella            : Apa ini peri ?

Peri                        : Sepatu kamu sudah aku sihir. . .
                                  Sekarang kamu bisa berlari dengan kecepatan cahaya

Cinderella            : Eh, kok gak kereta kencana, bu peri ?

Peri                        : Oh, itu di film. . . Saya beda. . . Lebih canggih gitu. . .
Cinderella            : Terima kasih banyak ibu peri
Peri                        : Satu lagi. . . tolong balik ketika jam sudah menunjukkan waktu magrib ea.
                                  Sihirnya akan hilang lewat dari jam itu. . .           

Cinderella            : Mengerti, bu peri !

Pergilah Cinderella dengan sepatu cahayanya. . . Sementara Cinderella berada dalam perjalanan, Afika dan Mawar, kakak Cinderella beserta Ibu Tirinya telah sampai duluan di istana.
Raja                       : Baiklah. . . Silahkan dipilih-dipilih sana. . . anakkku
Pangeran             : Tidak ada yang dapat menarik perhatianku papa. . .      
                                  Aku harus mencari wanita yang kuat untuk mendampingiku.

Raja                       : Siapa ? ? Tukang besi ? ?

Pangeran             : Ayolah papa. . . Tidak mungkin aku menikahi tukang besi
Masuklah Afika dan Mawar mencari-cari perhatian pangeran. . . Pada saat yang sama pula dating Ibu Tiri menyerobot. . .
Ibu Tiri                  : Salam kenal Yang Mulia. Mari saya perkenalkan anak-anak saya ini. . .
Pangeran             : Oh, ini anaknya ya ?
Ibu Tiri                  : Emang kenapa pangeran ?
Pangeran             : Kirain adeknya. . . Soalnya kamu muda banget sih. . .
Raja                       : Anakku ! ! Jangan menggoda tante-tante donk . . . Cari yang seusia aja
Pangeran             : Maaf papa ! !
Ibu Tiri                  : (tertawa kecil) Tidak apa – apa raja. . .
                                  Udah biasa kok. . .
                                  Jadi, ini pangeran. . . . (menunjuk satu-satu) Namanya Afika dan yang satu Mawar. . .

Afika & Mawar  : Salam kenal Yang Mulia

Afika                      : (menyenggol bahu Mawar) Eh, mawar. . . Loe jangan dekat – dekat deh. . .     
                                  Gue mau kenalan sama pangeran

Mawar                  : Hello ? ? Gue yang duluan ! Loe belakangan aja sana ! !

Afika                      : Apaan sih loe ?
Mawar                  : Loe yang apaan ? (emosi)
Afika                      : Sini Loe . . . ! (emosi)
Ibu Tiri                  : (berusaha melerai) Eh-eh. . . Stop-stop kalian berdua. . . Malu-maluin aja !
Sementara mereka berkelahi, pangeran keluar meninggalkan aula. Mencari udara segar.
Tapi, siapa kira, tiba-tiba mata pangeran terpana oleh pandangan yang menawan. . . Gadis rupawan yaitu Cinderella.
Hingga pangeran lupa diri. . .

Pangeran             : (mengulurkan tangan) Boleh aku ajak berdansa ?

Cinderella            : Tentu (memgalas uluran tangan pangeran)
Pangeran             : Ngeliat kamu tu. . . Kayak ngeliat pake telekop tau g ?
Cinderella            : Kenapa ?
Pangeran             : Karena aku bisa ngeliat bintang di matamu. . .
Cinderella            : Iih ~ Pangeran bisa aja. . .
Pangeran             : Eh. . . gak. . . beneran !
                                  Oh, ya. . . tangan kamu hangat banget ya ?
                                  Sehangat cintaku kepadamu. . .

Cinderella            : Aduh. . . Bunuah lah den. . . Nggak tahan digoda terus nih

Asik – asik digoda. . . Tidak sadar azan maghrib telah dikumandangkan. . .
Cinderella            : Waduh, Sudah Magrib (panik)
Pangeran             : (tidak tahu apa-apa mengenai Cinderella) Iya. . . nggak kerasa ya, kita berdansa terus.
Cinderella            : (melepaskan pangeran)
                                  Aku harus pergi. . . (lari)

Pangeran             : Apa ?

Cinderella            : Aku nggak bisa lama-lama disini. . .
Pangeran             : Hei. . . tunggu, setidaknya kasih tau aku nama kamu . . .
Cinderella            : (sepatunya terlepas)
Saking terburu-burunya berlari. Cinderella mendapati dirinya kehilangan sebelah sepatunya. Tetapi, ia tidak menghiraukan hal tersebut. Karena berlari, satu-satunya hal yang terpikir dalam benaknya.
Pangeran             : (mengambil sepatu) Sepatu kamu ketinggalan !
Pangeran yang merasa telah menemukan cinta sejatinya. Ingin bertemu dengan gadis tersebut untuk kedua kalinya. Kemudian, terdengarlah pangeran membuka sebuah sayembara, bagi siapa yang ukuran kakinya pas. Pangeran akan langsung menikahi wanita tersebut.
Karena Pangeran tahu, hanya satu gadis yang memiliki ukuran kaki yang pas dengan sepatu tersebut. Tidak lain yaitu gadis yang ditemuinya semalam. . .

Afika                      : (membawa sepatu) Ibu ! ! Lihat. . . Kerajaan mengirim sepatu ini untuk dicoba dan -. . .
Ibu Tiri                  : yang bisa mencobanya dan pas, maka -. . .
Mawar                  : dialah yang menjadi istri pangeran. . .
Afika & Mawar  : (berebut) aku mau mencobanya duluan ! !
Afika                      : Nggak. . . Aku !
Mawar                  : Aku ! !
Ibu Tiri                  : Stop – stop. . . Ibu saja yang duluan
Afika & Mawar  : Nggak ! ! !
Ibu Tiri                  : Makanya cepat dicoba. . . Ayo. . .
Afika                      : (mencoba sepatu) Eh, kebesaran bu. . . Sepatunya kebesaran. . .
Ibu Tiri                  : Aduh. . . anak satu ini. . .
Mawar                  : Sudah – Sudah. . . giliranku
                                  (mencoba sepatu) Kekecilan ibu. . .

Ibu Tiri                  : (marah) Potong saja kakinya, biar pas ! ! !

Mawar                  : Nggak. . . nggak mau ! ! !
Tiba – tiba saja datanglah Cinderella memasuki suasana ricuh ini.
Cinderella            : Boleh aku mencobanya ?
Ibu Tiri                  : Apa ? Kamu ingin mencobanya ?
Semua*               : (tertawa)
Ibu Tiri                  : Ngimpi ! !
Mawar                  : Nggak mungkin kalau sepatu ini akan pas di kakimu, Cinderella !
Afika                      : Ngaco nih kamu, Cinderella !
Ibu Tiri                  : Udah stress kali. . . Kasihan juga. . .
                                  Nih ambil (melempar sepatu) Coba sana, sepuasmu . . .

Cinderella            : (mencoba sepatu) muat. . .

Semua*                               : Ha ?? Muat ??!!!
Secara tiba-tiba datanglah Ibu Peri dan mengarahkan mantra hingga Cinderella mendapati dirinya memakai gaunnya yang tak terlihat. Ibu Peri pun mengirim Cinderella ke istana dengan sekejap. Begitu juga dengan kakaknya serta Ibu Tirinya. . . Semua terjadi dengan ajaib.
Setiba di istana, semua dikejutkan oleh Cinderella, gadis yang memiliki ukuran kaki yang pas dengan sepatu tersebut.

Pangeran             : Kamulah perempuan yang aku tunggu – tunggu selama ini. . .
                                  Siapakah nama kamu ?

Cinderella            : Cinderella

Pangeran             : Nama yang cantik. . .
                                  Jadi, Cinderella. . .(bertekuk lutut)  Maukah kau menikah denganku ?

Cinderella            : Tentu, pangeran. . .

Pangeran             : Baiklah. . . ayo kita melakukan resepsinya di kerajaan kita yang baru. . .
Cinderella            : Tapi, pangeran. . . Boleh aku minta sesuatu sebelum pergi ?
Pangeran             : Apapun putriku. . .
Cinderella            : Sudikah engkau mengajak serta keluargaku ini ? (menunjuk ke keluarganya)
Pangeran             : Tentu saja. . . Cinderella. . . Mereka bisa ikut
Semua*                               : (memeluk Cinderella) Terima kasih Cinderella. . .
Ibu Tiri & Afika   : Maafin kami ya, Cinderella ?
Mawar                  : Maafin mawar juga ea ?
Cinderella            : Sudah aku lakukan saat kita pertama bertemu. . .
Dan pergilah mereka menuju kerajaan mereka yang baru. . . kehidupan yang baru. . . dan awal yang baru
Akhirnya semua berakhir disini. . . Cinderella menikah dengan pangeran pujaannya. Begitu juga dengan pangeran, yang akhirnya resmi mendapat izin bermain Smack Down.
Kebahagiaan yang sama juga terjadi pada keluarga Cinderella, mereka hidup bersama selamanya. . .

~ Tamat ~

0 comments:

Post a Comment

 
;